Kamis, 29 September 2011


GAGAL DAN BANGKIT LAGI
 “ Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan, karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan.”
Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar, ia terduduk dan menghela napas panjang. Kegiatan itu diulanginnya berkali-kali, seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.
            Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk. Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kesalnya pada sarang laba-laba itu. Maka, sarang itupun dirusak tanpa ampun.
            Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulang kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
            Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulang silaba-laba. Apa gerangan yang akan di kerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?
            Ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulang kegiatannya, kembali memulai dari awal. Dengan bersemangat  merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
            Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah membuka kesadaran si pemuda.
            Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan.! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba dia pun berjanji dalam hati,” Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!” Segera si pemuda bangkit, dan bertekat kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi tanpa putus asa.


            Pembaca yang berbahagia ,

            Mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Melalui kegagalan kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita kedepan menjadi lebih baik.
            Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita gagal bukan berarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
            Kegagalan yang kita alami justru merupakan sarana menimba pengalaman dan sarana belajar untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
            Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Pada kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang terciptakan tanpa melewati kegagalan.

            Jangan takut gagal !! siap bangkit!!!! Raih Kesuksesan!!!!!!!!!!

Minggu, 18 September 2011

RUMAH CICILAN


“ Perlu pola piker yang benar, realistis, dan seimbang dalam menentukan impian yang akan kita raih. Buat apa memaksakan sesuatu yang tak perlu dipaksa jika hanya penyesalan yang akan kita terima di kemudian hari?”
 Alkisah ada seorang pemuda dari keluarga miskin yang rumah tinggalnya sering berpindah-pindah, karena hanya bisa menyewa. Dalam hidup keinginan terbesarnya adalah memiliki rumah sendiri. Karena itu saat menikah, dia memaksa diri untuk membeli rumah dengan cicilan selama 20 tahun. Akibatnya, dengan gajinya yang relative kecil, ia harus mengatur pengeluarannya sedemikian rupa sehemat mungkin agar kebutuhan hidup bersama keluarga tetap bisa tercukupi.
            Maka, sejak saat itu, hidup keluarga pemuda itu terpola dengan sangat hemat, irit, dan tampa keleluasaan sedikitpun untuk bersantai. Si suami sangat ketat mengatur segala sesuatu agar cicilan rumah dapat terlunasi. Tak heran, setiap hari keluarga itu dilingkupi suasana tegang, mudah emosi, karena ketat sekali dalam pengeluaran uang.
            Waktupun terusa berjalan. Pada suatu ketika, ibu permuda tadi menyatakan keinginan kepada anaknya,” Anakku, keinginan ibu sebelum meninggal adalah kita bisa pergi berjalan-jalan ke daerah yang ibu sukai. Ibu mempunyai sedikit tabungan. Apakah kamu punya tabungan untuk menambahkan kekurangannya?”
            “Sabar Bu, jangan sekarang. Bukankah kita harus berhemat, irit, mengatur sedetil mungkin pengeluaran kita agar bisa tetap membayar cicilan rumah?” Jawab si pemuda berkali-kali setiap kali ditanya sang ibu.
            Begitulah, sanking ketatnya mengatur pengeluaran, saat si istri mengajak pergi keluar untuk sekedar bersantai pun, tak pernah digubris pemuda itu. Bahkan hanya sekedar makan keluar ke restoran bersama keluarga pun, selalu dijawabnya dengan jawaban yang itu-itu saja, yakni harus berhemat  untuk membayar cicilan rumah. Alas an ini juga berlaku untuk anaknya. Saat si anak merengek meminta uang jajan atau dibelikan mainan, dengan tegas si pemuda menolak semua keinginan anaknya.
            Istri dan keluarga akhirnya mulai tertekan dan jenuh dengan keadaan seperti itu. Hari-hari pun berlalu dengan stress  dan monoton. Tak ada lagi nuansa kebahagiaan yang menyelimuti keluarga itu.
            Tanpa terasa, 20 tahun kemudian, cicilan rumah telah selesai dan rumah telah sepenuhnya menjadi milik pemuda tadi. Namun, ketika rumah itu benar-benar telah menjadi miliknya, ternyata ia tidak bahagia, bahkan merasa telah kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga. Saat itu, rumah yang ditempati hanyalah sebentuk bangunan, tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya, tanpa kehangatan dan tanpa kebahagiaan. Si pemuda tinggal seorang diri di situ. Istrinya telah pergi meniggalkan dia, dengan hak asuh anak di pihak istrinya. Rupanya, karna tak tahan, mereka akhirnya bercerai. Ibu pemuda itu pun sudah meninggal dunia beberapa tahun silam tanpa pernah terkabulkan permintaan  terakhirnya.
            Kini, hidup terasa hampa, dingin, dan kosong. Laki-laki itu tidak mengerti, kenapa saat tujuan hidupnya yang diagungkan tercapai, yakni ketika sertifikat tumah ada di tangannya, justru cintam kehangatan, dan kebahagiaan pergi menginggalkannya begitu saja.


Pembaca yang berbahagia ,
           
            Kekayaan materi sering kali dipandang sebagai standar kesuksesan. Namun kenyataannya, tidak sedikit orang yang kaya materi tidak bahagia kehidupannya, tidak ada cinta dan kehangatan di dalam rumah mewah yang dimilikinya. Sebaliknya banyak pula orang yang tidak berkelimpahan harta tetapi bisa menikmati hidup dengan lebih bagahia bersama dengan seluruh keluarganya.
            Cita-cita menghasilkan kekayaan yang berlimpah adalah sah-sah saja. Namun, apa artinya semua materi yang kita dapatkan, jika kita harus kehilangan kebahagiaan dari orang-orang yang kita cintai seperti cerita tadi?
            Apalagi untuk mengejar semua keinginan itu lahir dari perasaan iri atau tidak mau kalah dengan orang lain, sehingga akan memunculkan pemaksaan di luar kemampuan kita, yang pada akhirnya membuat kita menderita.
            Maka jangan paksakan sesuatu yang tidak pantas dipaksakan, kalau hanya penyesalan dan penderitaan yang akan kita alami.
            Tetap berjuang dan bekerja keras  mewujutkan impian kita! Namun, gunakan cara positif dan pola pikir yang benar dan seimbang, agar hidup bisa lebih bermakna bersama dengan keluarga dan orang-orang yang kita cintai.

Jumat, 16 September 2011

INSPIRASI DARI SI CACAT.

 " Walaupun secara Fisik ada orang yang mungkin tidak sempurna, tetapi karena ia mempunyai mental kemandirian untuk berjuang, harkat dan martabat dirinya sebagai manusia pasti akan terangkat."
  
Di siang hari yang cerah, tampak seorang ibu di depan pintu rumahnya kedatangan seorang pengemis muda. ia tampak berpakaian lusu, berbadan dekil, dan sebelah tangannya cacat. si pemuda berkata sopan," ibu yang baik, bolehkah saya minta sedikit makanan dan minuman, saya kelaparan dari pagi belum makan. tolong beri sedekah makanan pada orang cacat seperti saya, Bu." Dengan senyuman lembut tapi tegas, si ibu menjawab, "Boleh, tapi engkau harus mengerjakan sesuatu sebelum engkau menikmati makanan itu. apakah engkau sanggup?" Si pemuda pun menjawab,"Baiklah, Pekerjaan apa yang harus saya kerjakan ?" segera si ibu menunjuk kearah setumpuk batu bata yang ada di halaman rumahnya," Anak Muda, pindahkan semua batu bata itu ke belakang rumah." Dengan roman muka kaget, si pemuda menjawab." Maaf bu, bagaimana saya dapat memindahkan semua batu itu dengan sebelah tangan saya yang cacat seperti ini?" tanya si pengemis keberatan. " Kalau Engkau ingin makan siang, engkau harus membayar harganya, silahkan kerjakan, atau pergilah dari sini." Mendengar ucapan si ibu, meski dengan menahan lapar yang melilit, si pemuda mulai melakukan pekerjaan yang diminta oleh si ibu. kira-kira satu jam kemudian, dengan keringat bercucuran si pemuda pun akhirnnya dapat menikmati makan siang paling nikmat yang pernah disantapnya. ia juga menerima uang tambahan sebagai imbalan hasil kerja kerasnya. selang beberapa hari kemudian, pengemis makanan itu datang lagi kerumah si ibu. kembali, ia pun disuruh melakukan pekerjaan memindahkan batu bata. namun kali ini ia harus mengembalikan batu bata itu dari belakang ke halaman depan. keluarga si ibu heran dan tidak mengerti, mengapa ibu itu menyuruh si pengemis cacat melakukan pekerjaan memindahkan batu bata kembali ke tempat semula. Si pemuda cacat tanpa bertanya lagi segera bekerja memindahkan batu bata dengan semangat dan menyelesaikannya dalam waktu yang lebih cepat. ia pun kembali mendapatkan upahnya. setelah menyantap makanan yang lezat sambil mengantongi upah, dia mengucapkan terima kasih dan berpamitan pergi. Waktu pun terus berjalan cepat. lima belas tahun kemudian, si ibu kedatangan seorang tamu muda yang mendesak ingin bertemu dengannya. Dengan mata tuannya, ia menatap pemuda berpakaian rapi dan berkesan mahal di hadapannya. Dengan senyum ramah, pemuda menjabat tangan si ibu dan menyapa, "Ibu, masih ingat saya? Pemuda cacat yang puluhan tahun lalu pernah minta makan kemari? Si Ibu menganggukkan kepala dengan senang, "Ya, ibu tentu ingat pada anak muda yang rajin memindahkan batu bata di rumah ini, sekarang engkau sudah berubah apa yang bisa ibu bantu anak muda? " Saya menyempatkan diri kemari ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu. Berkat pelajaran tidak ada makan siang gratis yang ibu berikan kepada saya waktu itu, saya menyadari, ternyata saya mempu bekerja seperti layaknya orang yang bertubuh sempurna. Mulai saat itulah saya bekerja keras dan bertekan untuk membuktikan bahwa tubuh cacat bukan berarti harus menunggu belas kasihan orang lain untuk memberi makan. Dan saya merasa sangat bersyukur, sekarang saya telah berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses." sambil bercerita kisah perjuangan hidupnya, ia mengangsurkan selembar cek kepada si ibu," Bu, terimalah Cek ini sebagai tanda terima kasih saya. Silahkan isi sendiri angkanya. jika ibu berkenan, saya juga telah menyiapkan sebuah rumah peristrahatan untuk ibu memasuki masa pensiun nanti." Dengan mata berkaca-kaca si ibu berkata, " Terima kasih atas perhatian dan niat baikmu anak muda. maaf ibu tidak bisa menerima semua ini. Ibu masih sehat tidak kurang sesuatu apapun. Bisa melihat kamu sukses ibu pun ikut bahagia, yang penting, tularkan semangatmu pada orang lain," ucapan si ibu sambil mengembalikan cek kepada si pemuda. Pembaca yang baik, Sebagain besar dari kita, memang tampak luar memiliki tubuh yang utuh dan sempurna, tetapi sering kali justru memiliki mentalitas yang miskin dan cacat. sebaliknya, tak jarang walaupun secara fisik ada orang yang mungkin tidak sempurna tetapi karena ia mempunya mental kemandirian untuk berjuang harkat dan martabat dirinya sebagai manusia pasti akan terangkat. Tak sedikit dari mereka bahkan menjadi orang yang sukses meski mangalami cacat di tubuhnya. Apapun keadaan kita, setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk sukses. Kita di takdirkan lahir dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing semestinya kita belajar dan berusaha untuk bisa mengatasi kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita, dan selayaknnya pula kita kembangkan kelebihan atau potensi diri yang kita punya. Dengan semangat juang yang tinggal dan sikap pantang menyerah, kita buktikan mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya.

Rabu, 14 September 2011

KOTA PEMATANG SIANTAR

Nama Resmi :Kota Pematang Siantar
Ibukota :Pematang Siantar
Provinsi :Sumatera utara
Batas Wilayah:Utara: Kabupaten SimalungunSelatan: Kabupaten SimalungunBarat: Kabupaten Simalungun
Timur: Kabupaten Simalungun
Luas Wilayah:79,97 km²
Jumlah Penduduk:240,787 Jiwa
Jumlah Kecamatan:6
Website:http://www.pemkosiantar.go.id




ARTI DAN MAKNA LOGO KOTA PEMATANGSIANTAR

1.      Tujuh Belas butir padi, delapan bunga dan kapas seta empat gunung berikut lima buah autefik yang melambangkan kemerdekaan RI pada 17-08-45

2.      Dua buah Bambu Kuning sebagai alat persenjataan  perjuangan rakyat

3.      lima belas daun teh, sepuluh sudut perisai, 4 gunung berikut 5 buah autefak yang memberikan makna heroic yakni tepat pada tanggal 15-10-45 Rakyat Pematangsiantar melakukan gempuran/penyerangan terhadap penjajah Belanda yang bermarkas di Siantar Hotel

4.      Autefik bermakna Benteng pertahanan rakyat kotaperaja pematangsiantar saat melawan agresi Belanda

5.      empat Gunung melambangkan Bukit Barisan dan keindahan alam

6.      Pabrik dan Roda melambangkan kegiatan rakyat untuk membangun

7.      Sawah Padi dan bunga kapas melambangkan kerajinan dan kemakmuran

8.      Balai rakyat melambangkan kebudayaan dan peradapan

9.      Buku terbuka melambangkan pengetahuan serba guna

10.  setangkai batang the yang berdaun 15 lembar melambangkan kepada produksi terpenting di sekitar pematangsiantar

11.  Hiou Ragi hidup melambangkan corak dan cara hidup rakyat derah

12.  bintang bersudut lima bermakna Pancasila

Sejarah

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.

Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,Suhi Bah Bosar,dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu :

1. Pulau Holing menjadi kampung pematang
2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, kampung melayu, Martoba,Sukadame, dan Bane.
4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

Setelah Belanda memamusuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi Daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Controleur Belanda yang semula berkedudukan di perdagngngan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami Kawasan Tiombang Galung dan Kampung melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian Pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285 Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.
Pada jaman Jepang berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi daerah Otonomi. Berdasarkan UU No.22/1948 status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota di rangkap oleh Bupati Simalungun sampai 1957.
Berdasarkan UU No1/1957 berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya UU No.18/1965 berubah menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974 Tentang pokok-pokok pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

 

Senin, 04 Juli 2011

KEJURNAS PERTINA 21-27 JUNI 2011 DI PARAPAT KAB.SIMALUNGUN

Kejuaraan nasional yang memperebutkan piala GUBERNUR Sumatera Utara dan Piala Bupati Simalungun diadakan di Parapat Kab. SImalungun pada 21-27 Juni 2011. kejuaraan itu di ikuti oleh berbagai propinsi di indonesia..di mana hasil pertandingan untuk juara umum di peroleh oleh propinsi sulawesi utara, sementara juara umum untuk tingkat yout di peroleh oleh propinsi riau, sementara team sumatera utara hanya memperoleh juara umum dua(runner up). sementara manajer team SUMUT bapak Ir. Jan Wanner Saragih, MSi. mengatakan bahwa kami (team SUMUT) udah cukup maksimal dalam kejuaraan ini, hanya memang mereka lebih baik..mudah2 tahun berikutnnya Team Sumut bisa menjadi juara UMUM kembali..kejuaraan ini mendapat respon yang baik dari masyarakat dengan banyaknya penonton yang setia mengikuti kejuaraan itu sampai selesai...beravo PERTINA...!!!!